Kabar mengenai kerusakan di Gaza memang selalu menyayat hati. Setelah bertahun-tahun konflik, wilayah ini kini menghadapi tantangan monumental: membangun kembali dari nol. Angkanya pun tak main-main, Gaza membutuhkan dana rekonstruksi yang sangat besar, diperkirakan mencapai Rp881 triliun! Fantastis, bukan?
Bayangkan, hampir 90% bangunan di sana hancur lebur. Ini bukan hanya soal angka, tapi juga tentang jutaan nyawa yang kehilangan tempat tinggal, akses kesehatan, dan pendidikan. Jadi, bagaimana perincian dana sebesar itu dan sektor apa saja yang jadi prioritas?
Mengapa Gaza Butuh Dana Rekonstruksi Sebesar Ini?
Kerusakan yang terjadi di Gaza benar-benar masif. Laporan dari berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia, Uni Eropa, dan PBB menunjukkan betapa parahnya situasi di sana. Ini bukan sekadar perbaikan kecil, tapi upaya rekonstruksi berskala raksasa.
1. Kerusakan Fisik dan Kerugian Ekonomi yang Fantastis
Berdasarkan Penilaian Kerusakan dan Kebutuhan Sementara (IRDNA) yang dirilis Februari 2025, perkiraan kerusakan fisik saja sudah mencapai 29,9 miliar dolar AS. Ditambah lagi, ada kerugian ekonomi dan sosial sebesar 19,1 miliar dolar AS. Totalnya? Jauh melampaui imajinasi kita.
Bahkan, Kantor Media Gaza memperkirakan angka kerugian bisa lebih dari 70 miliar dolar AS, lho. Ini menunjukkan betapa gentingnya situasi dan betapa besarnya dampak konflik kemanusiaan yang terjadi.
2. Prioritas Utama: Apa Saja yang Paling Mendesak?
Ketika semua hancur, tentu ada skala prioritas. Mamoun Besaiso, penasihat PBB untuk rekonstruksi Gaza, menekankan bahwa kebutuhan dasar adalah yang paling utama. Apa saja itu?
- Tempat Tinggal: Warga butuh rumah untuk berlindung.
- Layanan Dasar: Air bersih, makanan, dan layanan medis.
- Pendidikan: Anak-anak harus bisa kembali ke sekolah.
Mari kita bedah lebih dalam sektor-sektor krusial ini.
Sektor Perumahan: Paling Terdampak, Paling Prioritas
Tak heran jika perumahan menjadi sektor yang paling hancur. Laporan IRDNA menyebutkan, 15,2 miliar dolar AS (atau 30% dari total biaya) dialokasikan khusus untuk membangun kembali rumah. Ini adalah porsi terbesar dari seluruh kebutuhan pemulihan.
Kebutuhan Jangka Pendek vs. Jangka Panjang
Untuk 3 tahun pertama, kebutuhan dana untuk perumahan diproyeksikan sekitar 3,7 miliar dolar AS. Fokus utamanya adalah menyediakan tempat tinggal alternatif sementara, sebelum membangun hunian permanen. Info terkini Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 81.000 unit rumah hancur total, dan 92% rumah warga Palestina dilaporkan telah rata dengan tanah.
Sektor Kesehatan: Butuh Miliaran Dolar untuk Pulih
Selain rumah, kesehatan adalah hak dasar yang tak boleh diabaikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan rekonstruksi sektor kesehatan di Gaza menelan biaya lebih dari 7 miliar dolar AS. Dana ini mencakup respons kemanusiaan, pemulihan dini, hingga pembangunan kembali jangka panjang.
Bayangkan, tentara Israel dilaporkan telah menyerang 778 fasilitas kesehatan, merusak 34 rumah sakit, 91 pusat medis, dan 210 ambulans. Akibatnya, separuh lebih dari fasilitas kesehatan di Gaza kini tidak beroperasi. Lebih dari 1.700 tenaga kesehatan juga menjadi korban. Kondisi ini sungguh memprihatinkan.
Sektor Pendidikan: Generasi Muda Terancam
Bagaimana nasib masa depan tanpa pendidikan? Kebutuhan pemulihan pendidikan diperkirakan mencapai 3,8 miliar dolar AS selama 5 tahun ke depan. Ini adalah investasi besar untuk masa depan generasi muda Gaza.
Fokus Jangka Pendek dan Menengah-Panjang
Jangka pendek (sekitar 2,6 miliar dolar AS) akan fokus pada pembangunan fasilitas pembelajaran sementara, seperti tenda atau bangunan prefabrikasi. Juga, mengembalikan fungsi sekolah yang dialihfungsikan sebagai tempat pengungsian, serta memberikan dukungan psikososial dan mengatasi ketertinggalan belajar.
Untuk jangka menengah hingga panjang (1,2 miliar dolar AS), fokusnya adalah membangun kembali fasilitas yang hancur, meningkatkan infrastruktur digital, dan memperkuat ketahanan sektor ini. Data menunjukkan, 97% sekolah rusak, dan hampir 660.000 anak masih tidak bersekolah. Sungguh angka yang memilukan.
Sektor Energi: Penopang Kehidupan Dasar
Tak hanya itu, Dana Rekonstruksi Gaza juga harus dialokasikan untuk sektor energi. Kebutuhan jangka pendek diperkirakan 365 juta dolar AS. Gaza membutuhkan setidaknya 322.000 liter bahan bakar setiap hari untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel yang vital bagi kesehatan, air, dan produksi pangan.
Mengingat sektor energi Gaza sebelumnya sudah terkendala, ini menjadi tantangan besar. Pemadaman listrik sudah menjadi hal lumrah bahkan sebelum konflik parah.
Tantangan dan Harapan Rekonstruksi Gaza
Membangun kembali Gaza bukanlah pekerjaan mudah. Ahmed Bayram dari Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan, ini butuh dorongan global yang mungkin belum pernah terjadi selama beberapa dekade.
Tantangan utamanya adalah Israel harus berkomitmen untuk mengizinkan perbaikan infrastruktur, jalan, serta masuknya peralatan dan material konstruksi secara cepat. Tanpa itu, upaya rekonstruksi akan sangat terhambat. Untuk mengetahui berita Palestina terkini, selalu pantau sumber terpercaya.
Ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kemauan politik dan kerjasama internasional. Semoga saja, Dana Rekonstruksi Gaza yang sangat dibutuhkan ini bisa terkumpul dan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mengembalikan harapan bagi warga Gaza.
