Gen Z di Dunia Kerja: Pragmatis atau Punya Cara Tersendiri?

CategoriesDunia Kerja & KarirTagged , ,
0 0
Read Time:2 Minute, 54 Second

Trilogi-university.ac.idJakarta, 1 Oktober 2025Gen Z di dunia kerja sering dicap kurang terlibat, tetapi riset terbaru menunjukkan sebaliknya. Studi Gallup dari 10 negara mengungkap bahwa pekerja Gen Z (18-34 tahun) memiliki keterlibatan kerja serupa dengan generasi lain, meski menghadapi stres lebih tinggi. Oleh karena itu, mereka menolak pola kerja kuno dan menuntut inovasi tempat kerja yang selaras dengan era modern. Dengan demikian, Gen Z mendefinisikan ulang kesuksesan dengan mengutamakan kesehatan mental, hubungan keluarga, dan kemandirian finansial.

Berbeda dari pendahulunya, Gen Z memilih fleksibilitas dan makna hidup sambil mendorong perubahan sosial. Selain itu, kemahiran mereka dalam teknologi, terutama AI, menjadi keunggulan, meskipun tantangan dalam memahami risiko teknologi tetap ada.

Prioritas Baru Gen Z dalam Karir

Studi Gallup menunjukkan bahwa Gen Z mendefinisikan kesuksesan secara unik. Sebanyak 51% responden global memprioritaskan kesehatan mental dan fisik, sementara 45% mengutamakan hubungan keluarga. Hanne Jesca Bax, Global Vice Chair, menegaskan, “Bekerja 15 jam sehari dan mengorbankan keluarga bukan kesuksesan bagi Gen Z,” dikutip dari Fortune, Selasa, 30 September 2025. Oleh karena itu, kemandirian finansial (penting bagi 87% responden) dan karir menempati peringkat lebih rendah.

Selain itu, kenaikan harga properti dan harapan hidup yang panjang mendorong Gen Z menunda pencapaian tradisional seperti membeli rumah atau menikah. Dengan demikian, mereka memilih pekerjaan yang fleksibel dan bermakna. Misalnya, 69% ingin bekerja di perusahaan yang mencerminkan nilai pribadi mereka.

Gen Z di Dunia Kerja: Sikap Pragmatis

Gen Z di dunia kerja menolak mengorbankan kesejahteraan demi pekerjaan berlebihan. Studi EY mencatat 64% responden merasa penting memperbaiki ketidakadilan global. Oleh karena itu, mereka mempertanyakan sistem kerja yang inefisien atau merusak lingkungan. Dengan demikian, pergantian kerja menjadi langkah strategis untuk mempercepat karir sesuai harapan.

Selain itu, Gen Z menghadapi tekanan ekonomi, seperti biaya hidup yang melonjak. Misalnya, mereka memilih pekerjaan dengan kerja jarak jauh untuk keseimbangan hidup. Oleh karena itu, perusahaan harus menawarkan fleksibilitas agar menarik talenta muda.

Keunggulan Teknologi dan AI

Gen Z di dunia kerja unggul karena paparan awal terhadap AI dan otomatisasi. Hanne Jesca Bax menekankan bahwa transformasi tempat kerja menuntut Gen Z mahir menggunakan AI. Namun, studi terbaru mengungkap mereka kurang percaya diri dalam mengenali kelemahan AI, seperti bias algoritma. Oleh karena itu, pelatihan kritis tentang risiko teknologi menjadi penting.

Selain itu, revolusi AI meningkatkan nilai soft skills. Dengan demikian, tugas berulang yang diotomatisasi membuat empati, kreativitas, dan berpikir kritis lebih krusial. Misalnya, Gen Z yang pandai bernegosiasi menonjol di pasar kerja. Oleh karena itu, kombinasi teknologi dan kemampuan interpersonal menjadi kunci sukses.

Tantangan dan Peluang Gen Z

Gen Z menghadapi tantangan seperti stres tinggi dan ekspektasi karir yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu mendukung kesehatan mental melalui program konseling atau cuti fleksibel. Selain itu, pelatihan AI yang etis akan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam teknologi.

Di sisi lain, Gen Z menawarkan peluang besar. Dengan demikian, kemampuan mereka memadukan teknologi dan soft skills mendorong inovasi. Misalnya, mereka mengembangkan solusi AI yang humanis, seperti aplikasi untuk produktivitas tim. Oleh karena itu, perusahaan yang merangkul nilai-nilai Gen Z akan menarik talenta terbaik.

Masa Depan Gen Z dan Dunia Kerja

Gen Z membentuk masa depan dengan pendekatan pragmatis dan visi perubahan. Mereka menolak budaya kerja kaku, memprioritaskan keseimbangan hidup, dan mendorong lingkungan kerja inklusif. Dengan demikian, perusahaan harus menyesuaikan diri dengan menawarkan fleksibilitas dan tujuan yang selaras dengan nilai mereka.

Pada akhirnya, Gen Z di dunia kerja bukan hanya pragmatis, tetapi memiliki cara tersendiri dalam mendefinisikan kesuksesan. Dengan menguasai AI dan soft skills, mereka siap memimpin perubahan global, menjadikan dunia kerja lebih manusiawi dan inovatif.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

About the author